Ihtikor dan Ghurur
Huy,guys!
Manusia adalah makhluk yang unik dan menakjubkan dimana terkumpul
kelebihan dalam dirinya dan juga kekurangan dalam dirinya. Lihat saja
kelebihannya, manusia lebih kuat dari makhluk dimuka bumi ini,
bagimana bisa terbang di angkasa, menyelam di laut, menempuh jarak
yang jauh dengan waktu sedikit, menyulap padang pasir jadi hijau dan
rimbun.
Di sisi lain manusia juga mempunyai kekurangan dan lemah. Dimana
manusia tidak mampu melawan duri yang kecil, merasa terganggu dengan
lalat liar, membunuh jiwa yang tak berdosa, tidak mampu melawan
bisikan setan kepada kejahatan.
Dalam kekuatan dan kekurangan, Allah telah menciptakan sebagai ayat
(tanda) kebesaranNya. Dapat menciptakan manusia yang unik, dalam surat
Az Zariat: 20-21 disebutkan " Dan di bumi itu terdapat tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu
senidiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?".
Bagi insan berakal maka sudah barang tentu tidak melupakan sisi
kelemahan dan kekuatan. Jangan sampai terlena dengan kekuatan yang di
miliki sehingga mengira bahwa dirinyalah yang mulia, membawa kepada
ketinggian hati. Juga jangan sampai pada posisi menganggap dirinya
lemah dan tidak berdaya, menghina diri sendiri. Menghilangkan rasa
kemampuan dan kemulian diri.
Apabila sebuah umat terlepas dari dua penyakit maka sudah di pastikan
masyarakat itu baik dan bersih. Dua penyakit itu adalah :
a.Ghurur : individu dari umat itu saling menghina dan merendahkan
lainnya. Seakan dia sendirilah yang paling hebat. Seakan dirinya lebih
berilmu dari pada ilmuan, dirinya paling tahu segala hukum dari pada
pakar hukum, tahu banyak politik dari pada pakar politik.
b. Ihtikor: terkumpul pada diri orang ini penyakit kejiwaan,
emosional, hilangnya kemauan, hilangnya cita-cita, tidak percaya diri
sendiri dan umat, tidak melihat dirinya mampu untuk mengerjakan
sesuatu.
Islam mengajarkan kita untuk menjauhi penyakit ini, serta menjauhi
akhlak seperti diatas. Mengajurkan kepada kita untuk mengingat
kekuasaan Allah atas segalanya bagi mereka yang ghurur. Nikmat Allah
yang diberikan kepada kita baik itu harta, jabatan, ilmu dan
kemuliaan. Renungi firman Allah :
An Nahl : 53 "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allahlah (datangnya) dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka
hanya kepada Nyalah kamu meminta pertolongan".
Yusuf : 76 "Dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada
lagi Yang Maha Mengetahui".
Dengan ini Islam menjauhkan sifat ghurur dari muslim. Jika benar
seorang muslim, maka dia tidak akan menghina kemuliaan yang telah
diberikan kepadanya dan kenikmatan yang tiada taranya.
Adab Islam dalam mengajarkan percaya diri dan menjauhi dari kehinaan,
sebagaimana tertera dalam Al Quran :
Al Imran: 110 "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia"
Al Imran: 139 " Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman".
Dalam hadist nabi " janganlah kalian menghina diri sendiri" HR.Ibnu
Majah
" Janganlah kalian seperti Immaah, berkata jika manusia itu dalam
kebaikan aku akan baik, jika manusia dalam keburukan aku akan buruk,
akan tetapi jadilah, jika manusia itu baik aku baik, jika manusia
dalam keburukan maka aku akan tinggalkan keburukan itu". HR. Tirmidzi
Beginilah Islam mengajar untuk percaya diri sendiri, kepercayaan yang
tidak kepada ghurur. Demikian juga muslim dalam sejarah Islam tidak
pernah melihat dirinya itu lebih rendah dari pada raja atau penguasa,
dalam menasehati kebenaran.
Wahai muslimin sekalian, janganlah meletakkan dirimu diatas kemampuan
yang ada sehingga melahirkan ghurur dan tertipu. Juga jangan
menurunkan nilai harga diri yang sudah ada padahal dirimu mampu untuk
berbuat hingga nanti jangan terjerembab pada kehinaan dan kekerdilan.
Posisikanlah diri kita pada haknya masing-masing dan porsinya. Akan
tetapi lihatlah selalu diri kita akan kelebihan dan kekurangan yang
ada. Bila mendapatkan kelebihan dari dirimu, maka itu merupakan
kemulian yang Allah berikan, mintalah kepada Allah agar ditambahkan,
berbuatlah sesuatu bagi orang lain agar bermanfaat. "Sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain". Begitulah sabda
rasulullah.
Jika mendapatkan didiri kita kekurangan, maka ketahui dan bimbinglah
dengan tarbiyah (pendidikan). Obati dengan pengobatan intensif,
sehingga tidak terjatuh kepada rasa putus asa berkepanjangan dan
terpeleset kepada kerusakkan.
Wahai saudaraku, kita bukanlah umat yang mempunyai jumlah
kehinaanakan tetapi kita adalah umat mempunyai kemulian yang sangat
besar apabila kita hidup sesuai dengan jalan hidup Allah. Kita mampu
dan bisa untuk menjadi anak-anak kemulian hidup.
Al Qashas : 5 "Dan kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang
tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin
dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar