Rabu, 12 Juni 2019

Ihtikor dan Gurur

Ihtikor dan Ghurur
Huy,guys!

Manusia  adalah  makhluk  yang  unik  dan menakjubkan dimana terkumpul
kelebihan  dalam dirinya dan juga kekurangan dalam dirinya. Lihat saja
kelebihannya,  manusia  lebih  kuat  dari  makhluk  dimuka  bumi  ini,
bagimana  bisa  terbang  di  angkasa, menyelam di laut, menempuh jarak
yang  jauh  dengan waktu sedikit, menyulap padang pasir jadi hijau dan
rimbun.

Di  sisi  lain  manusia  juga  mempunyai  kekurangan dan lemah. Dimana
manusia  tidak  mampu melawan duri yang kecil, merasa terganggu dengan
lalat  liar,  membunuh  jiwa  yang  tak  berdosa,  tidak mampu melawan
bisikan setan kepada kejahatan.

Dalam  kekuatan  dan  kekurangan, Allah telah menciptakan sebagai ayat
(tanda) kebesaranNya. Dapat menciptakan manusia yang unik, dalam surat
Az  Zariat:  20-21  disebutkan  "  Dan  di  bumi  itu  terdapat  tanda
(kekuasaan  Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu
senidiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?".

Bagi  insan  berakal  maka  sudah  barang  tentu  tidak melupakan sisi
kelemahan  dan kekuatan. Jangan sampai terlena dengan kekuatan yang di
miliki  sehingga  mengira  bahwa dirinyalah yang mulia, membawa kepada
ketinggian  hati.  Juga  jangan  sampai pada posisi menganggap dirinya
lemah  dan  tidak  berdaya,  menghina diri sendiri. Menghilangkan rasa
kemampuan dan kemulian diri.

Apabila  sebuah umat terlepas dari dua penyakit maka sudah di pastikan
masyarakat itu baik dan bersih. Dua penyakit itu adalah :

a.Ghurur  :  individu  dari  umat  itu saling menghina dan merendahkan
lainnya. Seakan dia sendirilah yang paling hebat. Seakan dirinya lebih
berilmu  dari  pada ilmuan, dirinya paling tahu segala hukum dari pada
pakar hukum, tahu banyak politik dari pada pakar politik.

b.   Ihtikor:   terkumpul  pada  diri  orang  ini  penyakit  kejiwaan,
emosional,  hilangnya kemauan, hilangnya cita-cita, tidak percaya diri
sendiri  dan  umat,  tidak  melihat  dirinya  mampu  untuk mengerjakan
sesuatu.

Islam  mengajarkan  kita  untuk  menjauhi penyakit ini, serta menjauhi
akhlak   seperti  diatas.  Mengajurkan  kepada  kita  untuk  mengingat
kekuasaan  Allah  atas segalanya bagi mereka yang ghurur. Nikmat Allah
yang   diberikan  kepada  kita  baik  itu  harta,  jabatan,  ilmu  dan
kemuliaan. Renungi firman Allah :

An  Nahl  :  53  "Dan  apa  saja  nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allahlah  (datangnya)  dan  bila  kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka
hanya kepada Nyalah kamu meminta pertolongan".

Yusuf  :  76  "Dan  diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada
lagi Yang Maha Mengetahui".

Dengan  ini  Islam  menjauhkan  sifat  ghurur  dari muslim. Jika benar
seorang  muslim,  maka  dia  tidak  akan menghina kemuliaan yang telah
diberikan kepadanya dan kenikmatan yang tiada taranya.

Adab  Islam dalam mengajarkan percaya diri dan menjauhi dari kehinaan,
sebagaimana tertera dalam Al Quran :

Al Imran: 110 "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia"

Al  Imran:  139  " Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu  bersedih  hati,  padahal  kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman".

Dalam  hadist  nabi  " janganlah kalian menghina diri sendiri" HR.Ibnu
Majah

"  Janganlah  kalian  seperti  Immaah,  berkata jika manusia itu dalam
kebaikan  aku  akan baik, jika manusia dalam keburukan aku akan buruk,
akan  tetapi  jadilah,  jika  manusia  itu baik aku baik, jika manusia
dalam keburukan maka aku akan tinggalkan keburukan itu". HR. Tirmidzi

Beginilah  Islam mengajar untuk percaya diri sendiri, kepercayaan yang
tidak  kepada  ghurur.  Demikian juga muslim dalam sejarah Islam tidak
pernah  melihat dirinya itu lebih rendah dari pada raja atau penguasa,
dalam menasehati kebenaran.

Wahai  muslimin sekalian, janganlah meletakkan dirimu diatas kemampuan
yang   ada   sehingga  melahirkan  ghurur  dan  tertipu.  Juga  jangan
menurunkan  nilai harga diri yang sudah ada padahal dirimu mampu untuk
berbuat hingga nanti jangan terjerembab pada kehinaan dan kekerdilan.

Posisikanlah  diri  kita  pada haknya masing-masing dan porsinya. Akan
tetapi  lihatlah  selalu  diri kita akan kelebihan dan kekurangan yang
ada.  Bila  mendapatkan  kelebihan  dari  dirimu,  maka  itu merupakan
kemulian  yang  Allah berikan, mintalah kepada Allah agar ditambahkan,
berbuatlah  sesuatu  bagi  orang  lain  agar  bermanfaat. "Sebaik-baik
manusia  adalah  yang  bermanfaat  bagi  orang  lain". Begitulah sabda
rasulullah.

Jika  mendapatkan  didiri kita kekurangan, maka ketahui dan bimbinglah
dengan   tarbiyah  (pendidikan).  Obati  dengan  pengobatan  intensif,
sehingga  tidak  terjatuh  kepada  rasa  putus  asa berkepanjangan dan
terpeleset kepada kerusakkan.

Wahai   saudaraku,   kita   bukanlah   umat   yang   mempunyai  jumlah
kehinaanakan  tetapi  kita adalah umat mempunyai kemulian yang sangat
besar  apabila kita hidup sesuai dengan jalan hidup Allah. Kita mampu
dan bisa untuk menjadi anak-anak kemulian hidup.

Al  Qashas  : 5 "Dan kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang
tertindas  di  bumi  (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin
dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar