Jumat, 14 Juni 2019

Cara menghilangkan Bau Kaki



25 Cara Menghilangkan Bau Kaki secara Alami dengan Cepat


Ketika kita memakai sepatu tertutup dalam waktu yang lama, lalu timbul adanya bau kaki, itu adalah hal yang biasa terjadi. Saat kita sedang memakai sepatu tidak akan tercium baunya, tapi saat kita melepas sepatu, barulah kita tahu ternyata kaki kita bau. Tidak apa-apa saat membuka sepatu di rumah sendiri. Tapi jika di tempat umum, orang-orang di sekitar Anda pasti menganggap bahwa Anda adalah orang yang jorok karena bau kaki Anda yang menyengat hidung.

Sungguh memalukan rasanya saat orang-orang di sekitar Anda, menilai Anda sebagai orang jorok karena bau kaki yang menyengat. Memang siapapun juga bisa saja mengalami bau pada kakinya. Sebenarnya apa sih penyebab bau kaki?


Penyebab bau kaki :

Perubahan hormon yang menyebabkan produksi keringat naik. Biasanya terjadi pada remaja.


Kurang menjaga kebersihan baik kebersihan kaki, kaos kaki, dan sepatu.


Kondisi khusus, hyperhidrosis, di mana biasanya seseorang berkeringat lebih banyak dibandingkan orang-orang pada umumnya.


Menggunakan sepatu yang sama setiap hari tanpa menjemur dan membersihkan kaki sebelum dan sesudah memakai sepatu.


Stress berlebihan


Sebaiknya Anda segera menemukan cara untuk menghilangkan bau kaki Anda, jika Anda memiliki bau kaki yang menyengat, agar Anda bisa tampil dengan percaya diri dan juga bau kaki Anda yang menyengat tidak akan mengganggu orang-orang di sekitar anda. Langkah cara menghilangkan bau kaki menyengat secara alami dan cepat kami berikan di bawah ini.

Cara menghilangkan bau kaki secara alami dengan merendam kaki menggunakan :

 

1. Garam

Cara menghilangkan bau kaki dengan garam memang telah lama diketahui orang. Fungsi Garam adalah untuk mengurangi kelembapan pada kaki dan juga membasmi bakteri penyebab bau kaki.

Caranya pun mudah:

Campurkan garam dengan 1 baskom air hangat


Lalu rendam kaki selama 20 menit.


Lakukan setiap hari.


 

2. Cuka

Cuka memiliki kadar asam yang tinggi karena itu juga efektif untuk membunuh kuman penyebab bau pada kaki.

Caranya adalah:

Campur gelas cuka dengan 1 baskom air.


Lalu rendam kaki selama 15 menit.


 

3. Obat kumur

Kedengarannya aneh menggunakan obat kumur sebagai cara menghilangkan bau kaki. Sebabnya adalah karena obat kumur memang digunakan untuk membasmi bakteri. Karena itulah obat kumur bisa juga digunakan sebagai cara menghilangkan bau kaki.

Caranya:

Cukup dengan mencampurkan botol obat kumur kemasan 250 ml dengan 1 baskom air.


Kemudian rendam kaki selama 15 menit.


 

4. Baking soda

Baking soda atau soda kue telah terbukti dapat digunakan untuk menghilangkan bakteri. Baking soda juga sering digunakan sebagai perawatan kecantikan dan lain-lainnya. Sebab itu, baking soda juga ampuh untuk membasmi bakteri penyebab bau kaki.

Caranya adalah:

Campurkan gelas baking soda dengan air 1 baskom.


Tunggu hingga baking soda larut.


Kemudian rendam kaki selama menit.


Setelah selesai bilas dengan handuk bersih.


 

5. Lemon

Lemon selain bermanfaat untuk perawatan kecantikan, namun juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal yang baik dan berguna bagi kesehatan tubuh. Lemon juga bisa digunakan sebagai cara menghilangkan bau kaki yang ampuh karena di dalam lemon terdapat kandungan anti-bakterial yang mampu membasmi bakteri penyebab bau pada kaki Anda.

Caranya mudah:

Anda perlu memeras 6 buah lemon.


Kemudian campurkan dengan 1 baskom air hangat.


Rendam kaki selama 15 menit agar bakteri penyebab bau kaki mati.


 

Cara menghilangkan bau kaki secara alami dengan membersihkan kaki menggunakan:

 

1. Sabun anti-bakteri

Sabun anti-bakteri memang khusus dibuat untuk membasmi bakteri penyebab masalah kesehatan pada kulit seperti bau kaki.

Caranya:

Anda perlu untuk rajin membersihkan kaki Anda menggunakan sabun anti-bakteri setiap hari sebanyak dua kali sehari.


Bersihkanlah dengan sungguh-sunggu hingga ke sela-sela jari kaki Anda.


 

2. Sabun mint

Mint adalah bahan yang biasa digunakan untuk menyegarkan mulut. Sepertinya memang aneh kalau digunakan pada kaki. Tapi ternyata dengan rutin mencuci kaki menggunakan sabun mint, maka bau kaki akan hilang dengan sendirinya.

 

3. Deodoran

Selama ini kita terbiasa untuk menggunakan deodoran pada ketiak. Manfaatnya sebagai penghilang bau ketiak, maka deodoran ini juga bisa digunakan pada kaki sebagai cara menghilangkan bau kaki. Lakukanlah dengan rutin dan rajin menggunakan deodoran setiap kali Anda hendak menggunakan sepatu.

 

4. Antiperspirant

Ada perbedaan antara deodoran dan antiperspirant. Deodoran hanya digunakan untuk menghilangkan atau mencegah bau badan saja, sedangkan antiperspirants digunakan sebagai pembasmi bakteri penyebab bau badan dan juga untuk mengendalikan pengeluaran keringat. Cara menggunakannya sama dengan deodoran, gunakanlah setiap kali hendak memakai sepatu.

 

5. Spray penghilang bau kaki

Spray adalah cairan yang disemprotkan untuk menghilangkan bau kaki. Semprotkan secara rutin agar bau kaki Anda segera hilang.

 

6. Kopi

Kopi biasanya dikonsumsi sebagai minuman penghilang rasa kantuk. Namun selain itu, kopi juga bisa digunakan sebagai cara menghilangkan bau kaki yang efektif.

Caranya:

Campur kopi dengan air sedikit demi sedikit, aduk hingga berbentuk pasta.


Kemudian balurkan pada kaki Anda.


Diamkan selama 15 menit lalu bilas.


 

7. Teh

Teh terkenal sebagai minuman dengan bermacam khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan. Zat-zat yang terkandung dalam teh berguna sebagai anti-oksidan, anti-inflamasi, dan anti-bakteri. Oleh sebab itu teh juga dapat dimanfaatkan sebagai cara menghilangkan bau kaki yang efektif.

Caranya adalah:

Seduh daun teh dengan air panas, tunggu hingga menjadi hangat.


Basuh kaki Anda dengan air teh hangat tersebut.


Lakukan 2 kali sehari.


 

8. Tepung maizena

Selain berguna sebagai bahan pembuat kue, tepung maizena dapat juga digunakan sebagai cara menghilangkan bau kaki yang ampuh.

Caranya pun sangat mudah:

Bubuhkan tepung maizena pada kaki sama seperti ketika Anda menggunakan bedak kulit.

 

9. Jeruk Nipis

Jeruk nipis mengandung kadar asam dan vitamin C yang tinggi. Kandungan ini berguna sebagai anti-bakterial yang kuat dan efektif.

Caranya:

Potong 1 buah jeruk nipis menjadi 2 bagian.


Oleskan jeruk nipis yang telah dibelah pada kaki Anda secara merata.


Diamkan selama beberapa menit lalu bilas.


Cara menghilangkan bau kaki secara alami dengan memperhatikan kebersihan

 

10. Bersihkan kulit mati di kaki secara rutin

Kulit mati yang mengendap dan tidak dibersihkan dari kaki nantinya akan menjadi sarang bakteri penyebab bau kaki. Karena itu rajinlah membersihkan kulit mati di kaki Anda setiap hari. Anda bisa menghilangkannya dengan menggunakan scrub.

 

11. Potong kuku kaki

Kuku kaki yang tidak terawat(panjang, kotor) akan menjadi tempat bersarangnya bakteri penyebab bau kaki. Sebab itu rajinlah memotong kuku kaki Anda agar bakteri tidak dapat bersarang lagi. Bersihkan pula pinggir-pinggir kuku kaki.

 

12. Cuci kaos kaki dengan bersih

Kaos kaki digunakan setiap kali kita hendak menggunakan sepatu yang tertutup. Kondisi yang tertutup, lembap, dan sirkulasi udara yang kurang membuat kaos kaki menjadi sarang bakteri yang akan menyuburkan perkembangbiakkan bakteri penyebab bau kaki. Karena itu rajinlah mencuci kaos kaki dengan benar-benar bersih.

 

13. Teratur mengganti kaos kaki

Gantilah kaos kaki setiap hari atau jika memungkinkan gantilah dua kali dalam sehari, agar kaos kaki tidak menjadi sarang bakteri., karena kaos kaki digunakan pada sepatu yang tertutup, lembap, dan sirkulasi udara yang kurang.

 

14. Menggunakan kaos kaki berbahan katun

Kaos kaki yang terbuat dari bahan katun mampu menyerap keringat dengan sempurna. Sehingga keringat yang keluar tidak akan menempel pada kaki Anda dan membuat kaki Anda menjadi bau.

 

15. Masukkan arang dalam sepatu

Arang mampu menyerap bau tidak enak pada sepatu Anda. Memasukkan arang dalam sepatu adalah cara menghilangkan bau kaki yang ampuh. Masukkan arang pada sepatu Anda tiap kali selesai menggunakan sepatu dan biarkan semalaman.

 

16. Taburi sepatu dengan baking soda

Ternyata baking soda juga berguna untuk menyerap bau pada sepatu Anda dan juga menghilangkan bakteri penyebab bau kaki yang bersarang pada sepatu.

Caranya:

Taburkan baking soda ke dalam sepatu.


Goyangkan sepatu agar bubuk soda merata.


Diamkan semalaman.


Lakukan setiap hari.


 

17. Cuci sepatu seminggu sekali

Cucilah sepatu Anda setidaknya seminggu sekali. Tujuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang bersarang di sepatu Anda. Lebih baik lagi jika Anda mencucinya 2 kali dalam seminggu.

 

18. Menjemur sepatu di bawah sinar matahari

Jemurlah sepatu Anda di bawah sinar matahari, setelah menggunakannya. Supaya kuman dan bakteri tidak terus bertumbuh. Dengan begitu sepatu Anda tidak akan lembap dan bau.

 

19. Cuci kaki sebelum dan sesudah memakai sepatu

Dengan mencuci kaki sebelum dan sesudah memakai sepatu akan mengurangi perkembangan bakteri pada kaki Anda. Lakukanlah perawatan ini secara rutin.

 

20. Keringkan kaki sebelum memakai sepatu

Sebelum Anda memakai sepatu, pastikan kaki Anda dalam keadaan benar-benar kering. Keringkan lebih dulu bila dalam keadaan basah. Karena bakteri pada kaki suka berkembang biak pada area yang lembap.

 

21. Bila Anda kehujanan: cucilah kaki, kaos kaki, dan sepatu dengan segera.

Bila saat bepergian, Anda tiba-tiba kehujanan. Alangkah baiknya bila segera keringkan atau cuci kaki, kaos kaki, dan sepatu Anda untuk mencegah agar bakteri tidak bisa berkembang biak.

 

22. Jangan menggunakan kaos kaki dan sepatu dalam keadaan basah

Bakteri pada kaki menyukai pada area yang lembap dan basah. Karena itu sebaiknya jangan memaksakan diri untuk memakai kaos kaki dan sepatu dalam keadaan basah karena itu akan menyebabkan bau kaki Anda jadi semakin menyengat baunya.

Cara menghilangkan bau kaki secara alami dengan pola hidup sehat

 

24. Konsumsi makanan yang mengandung magnesium

Makanan yang mengandung magnesium berfungsi untuk mengendalikan pengeluaran keringat dari tubuh, sehingga proses produksi keringat bisa terkendali dan tidak berlebihan. Contoh makanan bermagnesium tinggi: coklat, alpukat, tahu, ikan, pisang, dan sayuran berwarna hijau gelap.

 

25. Hindari mengkonsumsi makanan penyebab bau kaki

Makanan seperti rempah-rempah, daging merah, alkohol, kafein, junk food, dapat mengganggu proses produksi keringat pada tubuh Anda, yang akan menjadikan keringat yang menjadi bau. Maka sebaiknya hindarilah makanan-makanan tersebut.

Semoga bermanfaat.


Kamis, 13 Juni 2019

Kartini Sosok Muslimah Panutan

K A R T I N I

  1. Mukadimah
     Bismillahirrahmanirrahiim.
     Tinta  sejarah  belum  lagi  kering menulis namanya, namun wanita-
  wanita negerinya sudah terbata-bata  membaca cita-citanya.  Kian hari
  emansipasi  kian  mirip  saja  dengan  liberalisasi  dan  feminisasi.
  Sementara Kartini sendiri sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya,
  dan  ingin   kembali  kepada  fitrahnya.  Perjalanan  Kartini  adalah
  perjalanan panjang. Dan  dia  belum  sampai  pada  tujuannya. Kartini
  masih dalam proses.
     Jangan  salahkan  Kartini  kalau  dia tidak sepenuhnya dapat lepas
  dari kungkungan adatnya.  Jangan  salahkan  Kartini  kalau  dia tidak
  dapat  lepas  dari  pengaruh  pendidikan Baratnya. Kartini bukan anak
  keadaan, terbukti bahwa dia  sudah berusaha  untuk mendobraknya. Yang
  kita  salahkan  adalah  mereka  yang menyalahartikan kemauan Kartini.
  Kartini tidak dapat diartikan lain  kecuali  sesuai  dengan  apa yang
  tersirat dalam  kumpulan suratnya : "Door Duisternis Tot Licht", yang
  terlanjur diartikan  sebagai  "Habis  Gelap  Terbitlah  Terang".
     Prof. Haryati Soebadio  (cucu  tiri  Ibu  Kartini) -   mengartikan
  kalimat  "Door  Duisternis  Tot  Licht"  sebagai  "Dari  Gelap Menuju
  Cahaya"  yang  bahasa  Arabnya  adalah "Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur".
  Kata dalam bahasa Arab  tersebut,  tidak  lain,  merupakan  inti dari
  dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah
  atau kebodohan hidayah) ke  tempat  yang  terang  benderang (petunjuk
  atau  kebenaran).  Di  dalam  Al-Quran, surat Al-Baqarah : 257, ALLah
  menegaskan:

     ALLah  pemimpin  orang-orang  yang  beriman;  Dia  mengeluarkan
     mereka  dari  kegelapan  kepada  cahaya.  Dan orang-orang kafir
     pemimpinnya  adalah  syaitan,  yang  mengeluarkan  mereka  dari
     cahaya ke  kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka
     kekal didalamnya.

     Kartini berada  dalam proses  dari kegelapan  menuju cahaya. Namun
  cahaya itu  belum purna  menyinarinya secara terang benderang, karena
  terhalang oleh  tabir tradisi  dan usaha  westernisasi. Kartini telah
  kembali  kepada  Pemiliknya,  sebelum  ia  menuntaskan usahanya untuk
  mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya:

     Moga-moga  kami  mendapat  rahmat,  dapat  bekerja membuat umat
     agama lain memandang agama Islam patut disukai.
                    [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

     Kartini yang dikungkung oleh adat dan  dituntun oleh  Barat, telah
  mencoba meretas  jalan menuju  benderang. Tapi anehnya tak seorangpun
  melanjutkan perjuangannya. Wanita-wanita kini mengurai kembali benang
  yang  telah   dipintal  Kartini.  Sungguhpun  mereka  merayakan  hari
  lahirnya,  namun  mereka  mengecilkan  arti  perjuangannya.  Gagasan-
  gagasan  cemerlang  Kartini  yang  dirumuskan  dalam kamar yang sepi,
  mereka peringati di atas panggung yang  bingar. Kecaman  Kartini yang
  teramat pedas  terhadap Barat,  mereka artikan  sebagai isyarat untuk
  mengikuti wanita-wanita Barat habis-habisan.
     Kartini  merupakan  salah  satu  contoh  figur  sejarah yang lelah
  menghadapi pertarungan ideologi. Jangan kecam Kartini.  Karena  walau
  bagaimana pun, beliau telah berusaha mendobrak adat,   mengelak  dari
  Barat, untuk mengubah keadaan.

     Manusia itu berusaha, Allah lah yang menentukan.
               [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, Oktober 1900]

     Demikian kata-kata Kartini yang  mencerminkan suatu  sikapnya yang
  tawakkal.  Memang,  kita  manusia sebaiknya berorientasi kepada usaha
  dan bukan  berorientasi pada  hasil. Hal  ini perlu,  agar kita tidak
  kehilangan  cakrawala.  Agar  kita  tidak mengukur keberhasilan suatu
  perjuangan dengan batasan usia  kita  yang  singkat.  Pula  agar kita
  tidak  mudah  untuk  mengecam  kesalahan yang dibuat oleh orang-orang
  sebelum kita. Bukan mustahil, jika kita dihadapkan dalam kondisi yang
  sama, kita pun akan berbuat hal yang serupa.

     Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya
     dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan dimintai
     pertanggung jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
                                  [Al-Quran, surat Al-Baqarah : 134]

  2. Siapakah Kartini?
     Kartini  lahir   dari  keluarga  ningrat  jawa.  Ayahnya,  R.M.A.A
  Sosroningrat, pada  mulanya adalah  seorang wedana  di Mayong. Ibunya
  bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji
  Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial
  waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan.
  Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi,  maka ayahnya menikah
  lagi dengan  Raden Ajeng  Woerjan (Moerjam),  keturunan langsung Raja
  Madura. Setelah  perkawinan itu,  maka ayah  Kartini diangkat menjadi
  bupati di  Jepara menggantikan  kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan :
  R.A.A. Tjitrowikromo.
     Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari
  kesemua  saudara  sekandung,  Kartini  adalah  anak perempuan tertua.
  Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario
  Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak  Kartini,
  Sosrokartono, adalah seorang jenius dalam bidang bahasa.  Dalam waktu
  singkat pendidikannya di Belanda, ia menguasai 26 bahasa:  17 bahasa-
  bahasa Timur dan 9 bahasa-bahasa Barat.
     Kartini sendiri  secara  formal  pendidikannya  hanya  sampai pada
  tingkat Sekolah Rendah. Tapi beliau dapat memberikan kritik dan saran
  yang jelas kepada kebijaksanaan pemerintah Hindia  Belanda pada waktu
  itu. Dengan  nota yang  berjudul:  " Berilah Pendidikan kepada bangsa
  Jawa",  Kartini  mengajukan  kritik  dan  saran  kepada  hampir semua
  Departemen  Pemerintah  Hindia  Belanda,  kecuali Departemen Angkatan
  Laut (Marine). Salah satu saran yang beliau ajukan  kepada Departemen
  Kesehatan adalah sebagai berikut:

          Para  dokter   hendaklah  juga   diberi  kesempatan  untuk
     melengkapi  pengetahuannya  di   Eropa.   Keuntungannya  sangat
     menyolok,   terutama    jika   diperlukan   penyelidikan   yang
     menghendaki hubungan  langsung dengan  masyarakat. Mereka dapat
     menyelidiki  secara  mendalam  khasiat obat-obatan pribumi yang
     sudah   sering   terbukti   mujarab.   Jikalau   seorang   awam
     menceritakan bahwa  darah cacing  atau belut dapat menyembuhkan
     mata yang bengkak, mungkin  ia akan  ditertawakan. Namun adalah
     suatu kenyataan  bahwa air kelapa dan pisang batu dapat dipakai
     sebagai obat. Soalnya, sebetulnya sangat sederhana  : penyakit-
     penyakit dalam negeri sebaiknya diobati dengan obat-obatan dari
     negeri itu sendiri.
          Telah seringkali terjadi  bahwa  orang-orang  sakit bangsa
     Eropa,  teristimewa   yang  menderita  penyakit  disentri  atau
     penyakit lain, yang  oleh  dokter-dokter  sudah  dinyatakan tak
     dapat disembuhkan,  masih dapat  ditolong oleh obat-obatan kita
     yang sederhana dan tidak  membahayakan.  Sebagai  contoh, belum
     lama  berselang,  seorang  gadis  pribumi  oleh  seorang dokter
     dinyatakan  menderita  penyakit  TBC  kerongkongan.  Dokter itu
     mengatakan  bahwa  ia  hanya  dapat  bertahan  2 pekan dan akan
     meninggal dalam keadaan yang  mengerikan.  Dalam  keadaan putus
     asa, ibunya  membawanya kembali  ke desanya  untuk diobati. Dan
     gadis itu sembuh, menjadi  sehat, tidak  merasa sakit  lagi dan
     dapat  bicara   kembali.  Apa  obatnya? Serangga-serangga kecil
     yang didapat di sawah, ditelan hidup-hidup  dengan pisang emas.
     Pengobatan yang  biadab? Apa  boleh buat. Bagaimanapun obat itu
     menolong, sedang obat dokter tidak.
          Dokter-dokter kita,  sebenarnya  dapat  mengumumkan kasus-
     kasus  seperti  itu,  tetapi  mereka tidak pernah melakukan hal
     demikian. Mungkin karena khawatir  akan ditertawakan  oleh para
     sarjana? Seorang  dokter bumiputera yang pengetahuannya setaraf
     dengan rekannya bangsa Eropa, jika yakin akan sesuatu, mestinya
     harus berani menyatakan dan mempertahankan keyakinannya.

  Dengan membaca  petikan nota Kartini yang ditujukan kapada pemerintah
  Hindia Belanda tersebut, kita dapat memperkirakan  daya nalar Kartini
  untuk ukuran jamannya.

  3. Kartini Mendobrak Adat

     Sesungguhnya adat  sopan-santun kami  orang Jawa amatlah rumit.
     Adikku harus merangkak bila  hendak  lalu  di  hadapanku. Kalau
     adikku duduk  di kursi, saat aku lalu, haruslah segera ia turun
     duduk di tanah, dengan  menundukkan  kepala,  sampai  aku tidak
     kelihatan lagi.  Adik-adikku tidak  boleh berkamu dan berengkau
     kepadaku. Mereka hanya boleh  menegur  aku  dalam  bahasa kromo
     inggil  (bahasa   Jawa  tingkat   tinggi).  Tiap  kalimat  yang
     diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah.

     Berdiri bulu kuduk bila  kita berada  dalam lingkungan keluarga
     bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih
     tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang di
     dekatnya sajalah yang dapat mendengar.

     Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-
     pendek, gerakannya lambat  seperti  siput,  bila  berjalan agak
     cepat, dicaci orang, disebut "kuda liar".
                      [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]

     Peduli  apa   aku  dengan  segala  tata  cara  itu  ...  Segala
     peraturan, semua itu bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja.
     Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia
     keningratan Jawa itu ... Tapi sekarang mulai dengan aku, antara
     kami  (Kartini,  Roekmini,  dan  Kardinah)  tidak ada tata cara
     lagi. Perasaan kami sendiri yang akan  menentukan sampai batas-
     batas mana cara liberal itu boleh dijalankan.
                      [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]

     Menurut Kartini,  setiap manusia sederajat dan mereka berhak untuk
  mendapat perlakuan sama. Kartini paham benar bahwa saat itu, terutama
  di Jawa, keningratan sesorang diukur dengan darah. Semakin biru darah
  seseorang maka akan semakin ningrat kedudukannya.  Kartini  menentang
  keningratan darah.

     Bagi saya hanya ada dua macam keningratan : keningratan pikiran
     dan keningratan budi.  Tidak ada  yang  lebih  gila  dan  bodoh
     menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan
     asal  keturunannya.  Apakah berarti sudah beramal soleh,  orang
     yang bergelar Graaf  atau  Baron?  Tidak  dapat  mengerti  oleh
     pikiranku yang picik ini.
                      [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]

     Keningratan darah sekarang ini hanya tinggal sebagai barang  antik
  di  museum.  Sebagai gantinya sekarang muncul keningratan-keningratan
  baru:   keningratan  pangkat,  keningratan  jabatan  dan  semacamnya.
  Puncak dari segala keningratan itu adalah keningratan ekonomi.  Siapa
  yang paling banyak menyimpan harta, dialah yang paling ningrat. Semua
  dapat diatur olehnya.  Keputusan dan kebijaksanaan semua  orang  akan
  berjalan merunduk-runduk di hadapan keputusan dan kebijaksanaan orang
  tersebut.
     Anehnya lagi, mereka  yang  mengaku  sebagai  Kartini-Kartini Masa
  Kini, tidak  menentang keningratan-keningratan  baru tersebut. Bahkan
  sebagian besar mereka menjadi korbannya, kalau  tidak boleh dikatakan
  sebagai abdinya yang setia.

  4. Kartini Memandang Ke Barat

     Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik;  orang baik-
     baik  itu  meniru  perbuatan  orang yang lebih tinggi lagi, dan
     mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa.
                          [Surat Kartini kepada Stella, 25 Mei 1899]

     Diskriminasi yang dilakukan penjajah  Belanda terhadap bumiputera,
  telah menjatuhkan  moral mereka.  Kartini meskipun  berasal dari kaum
  ningrat, tapi pendidikan  Barat  yang  dikenyamnya  telah mengajarkan
  kepadanya  bahwa  Timur  itu  rendah  dan  Barat  itu mulia.  Kartini
  bukannya tidak menyadari  indoktrinasi   ini,  tapi   kenyataan  yang
  dilihatnya  belum   lagi  dapat   dibantah.  Dalam  dunia  pendidikan
  misalnya, Kartini  melihat perbedaan  yang menyolok,  antara apa yang
  dimiliki  oleh  Belanda  dengan  apa  yang  baru  dapat  dicapai oleh
  Bumiputera.

     Bolehlah, negeri Belanda  merasa  berbahagia,  memiliki tenaga-
     tenaga ahli,  yang amat bersungguh mencurahkan seluruh akal dan
     pikiran dalam bidang  pendidikan  dan  pengajaran remaja-remaja
     Belanda. Dalam  hal ini  anak-anak Belanda lebih beruntung dari
     pada  anak-anak Jawa, yang  telah  memilki  buku   selain  buku
     pelajaran sekolah.
                 [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 20 Agustus 1902]

     Dari sini  nampak bahwa  Kartini menyadari pentingnya peranan buku
  dalam  mencerdaskan  kehidupan  anak   manusia.   Kalau   masa  kini,
  kebudayaan membaca terkalahkan oleh kebudayaan video, apakah jawabnya
  adalah Kartini masa kini  sudah lebih  maju dalam  hal mendidik anak-
  anak mereka?

     Aku mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan
     menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih.
                         [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 1900]

  Agar setaraf dengan Barat, Kartini merasa  perlu untuk  mengejar ilmu
  ke Barat.  Barat adalah  kiblat Kartini  setelah melepaskan diri dari
  kungkungan adat.

     Pergilah ke Eropa. Itulah cita-citaku sampai nafasku yang
     terakhir.
                 Surat Kartini kepada Stella [12 Januari 1900]

  5. Sahabat-sahabat Dekat Kartini
     Adat pada  dewasa itu tidak memperkenankan seorang ningrat bergaul
  lekat dengan rakyat biasa. Ningrat harus bergaul dengan  ningrat. Hal
  seperti ini  sengaja dilestarikan oleh pemerintah kolonial, agar para
  ningrat  kehilangan    kepekaan   terhadap   problematika  rakyatnya,
  menghindari  keterpihakan   ningrat  kepada  rakyat  yang  tertindas;
  sekaligus pula memperbesar jarak agar antara ningrat dan rakyat tidak
  tergalang  suatu  kekuatan  untuk  melawan  penguasa.  Dalam  situasi
  demikian, dapat dipahami bila  pergaulan Kartini  hanya terbatas pada
  lingkungan keluarganya dan orang-orang Belanda saja. Pergaulan dengan
  orang-orang Belanda, tidaklah dilarang, karena orang Belanda dianggap
  lebih ningrat daripada orang Jawa.
     Kartini  adalah  seorang  wanita  yang mempunyai pemikiran jauh ke
  depan. Hal ini sudah diamati dan diketahui oleh teman-temannya bangsa
  Belanda.  Banyak orang Belanda di Hindia  Belanda  maupun  di  negeri
  Belanda  sendiri  ingin  menjalin persahabatan dengan Kartini,  namun
  pada umumnya sebenarnya mereka ini adalah "musuh-musuh dalam selimut"
  yang ingin memperalat Kartini dan memandulkan pikiran-pikirannya.
     Berikut  ini  adalah  beberapa  teman  dekat  Kartini, yang sering
  terlibat diskusi maupun korespondensi dengannya :

  - J.H. Abendanon
     Abendanon datang ke Hindia-Belanda pada tahun  1900. Ia ditugaskan
  oleh  Nederland  untuk  melaksanakan  Politik  Etis.  Tugasnya adalah
  sebagai Direktur Departemen Pendidikan,  Agama dan  Kerajinan. Karena
  'orang  baru'  di  Hindia-Belanda, Abendanon tidak mengetahui keadaan
  masyarakat Hindia-Belanda dan tidak paham bagaimana dan dari  mana ia
  memulai  programnya.  Untuk  keperluan  itu, Abendanon banyak meminta
  nasihat  dari  teman  sehaluan  politiknya, Snouck Hurgronye, seorang
  orientalis yang terkenal sebagai arsitek perancang kemenangan Hindia-
  Belanda dalam Perang Aceh.
     Lebih jauh,  Hurgronye  mempunyai  konsepsi  yang  disebut sebagai
  Politik  Asosiasi,   yaitu  suatu  usaha  agar  generasi  muda  Islam
  mengidentifikasikan  dirinya  dengan  Barat.   Menurut  keyakinannya,
  golongan yang paling keras menentang penjajah Belanda adalah golongan
  Islam, terutama golongan santrinya. Memasukkan peradaban  Barat dalam
  masyarakat pribumi  adalah cara yang paling jitu untuk membendung dan
  akhirnya mengatasi  pengaruh Islam  di Hindia  Belanda. Tidak mungkin
  membaratkan   rakyat   bumiputera,   kecuali  jika  ningratnya  telah
  dibaratkan. Untuk tujuan itu, maka langkah pertama yang harus diambil
  adalah mendekati kalangan ningrat terutama yang Islamnya teguh, untuk
  kemudian dibaratkan. Hurgronye menyarankan  Abendanon untuk mendekati
  Kartini,  dan  untuk tujuan  itulah  Abendanon  membina hubungan baik
  dengan  Kartini.  Kelak,  Abendanonlah  yang  paling  gigih  berusaha
  menghalangi  Kartini  belajar  ke  Nederland.  Ia tidak ingin Kartini
  lebih maju lagi.

  - E.E. Abendanon (Ny. Abendanon)
     Dia adalah pendamping setia  suaminya  dalam  menjalankan tugasnya
  mendekati  Kartini.  Sampai  menjelang  akhir hayatnya, Kartini masih
  membina hubungan korespondensi dengannya.

  - Dr. Adriani
     Keluarga Abendanon pernah mengundang keluarga Kartini  ke Batavia.
  Di Batavia  inilah,  Ny.  Abendanon memperkenalkan Kartini dengan Dr.
  Adriani.  Ia  seorang  ahli   bahasa  serta   pendeta  yang  bertugas
  menyebarkan kristen di Toraja, Sulawesi Selatan. Dr Adriani berada di
  Batavia dalam rangka perlawatannya keliling Jawa  dan Sumatera. Untuk
  selanjutnya,  Dr.  Adriani  menjadi  teman korespondensi Kartini yang
  intim.

  - Annie Glasser
     Ia adalah seorang  guru  yang  memiliki  beberapa  akta pengajaran
  bahasa. Ia  mengajarkan bahasa  Perancis secara privat kepada Kartini
  tanpa memungut bayaran. Glasser  diminta oleh  Abendanon ke Kabupaten
  Jepara untuk  mengamati dan mengikuti perkembangan pemikiran Kartini.
  Tidak mengherankan  jika  kelak  Abendanon  dapat  mematahkan rencana
  Kartini  untuk  berangkat  belajar ke Nederland, dengan mempergunakan
  diplomasi psikologis  tingkat tinggi.  Semua pihak  telah gagal dalam
  segala upaya  untuk menghalangi kepergian Kartini ke Belanda. Kartini
  telah berbulat tekad untuk  ke  Belanda.  Tapi,  tiba-tiba, Abendanon
  datang langsung  dari Batavia  ke Jepara  untuk menemui Kartini tanpa
  perantaraan surat.  Abendanon  hanya  berbicara  beberapa  menit saja
  dengan  Kartini.   Hasilnya?  Kartini  memutuskan  untuk  membatalkan
  keberangkatannya ke Belanda. Hal  ini  hanya  mungkin  jika Abandanon
  mengetahui  secara  persis  kondisi  psikologis  Kartini; dan hal ini
  mudah baginya karena  ia  menempatkan  Annie  Glasser  sebagai "mata-
  mata"nya.

  - Stella (Estelle Zeehandelaar)
     Sewaktu  dalam  pingitan  (lebih  kurang  4 tahun), Kartini banyak
  menghabiskan  waktunya  untuk  membaca.  Kartini  tidak   puas  hanya
  mengikuti perkembangan  pergerakan wanita  di Eropa  melalui buku dan
  majalah saja.  Beliau  ingin  mengetahui  keadaan  yang sesungguhnya.
  Untuk itulah,  beliau kemudian  memasang iklan di sebuah majalah yang
  terbit di Belanda : "Hollandsche Lelie".  Melalui iklan  itu, Kartini
  menawarkan  diri  sebagai  sahabat  pena  untuk  wanita Eropa. Dengan
  segera iklan  Kartini tersebut  disambut oleh  Stella, seorang wanita
  Yahudi Belanda.  Stella adalah  anggota militan pergerakan feminis di
  negeri  Belanda  saat itu. Ia bersahabat  dengan tokoh  sosialis; Ir.
  Van Kol,  wakil ketua  SDAQ (Partai Sosialis Belanda) di Tweede Kamer
  (Parlemen).

  - Ir. Van Kol
     Sebelum berkenalan  dengan  Kartini,  Van  Kol  pernah  tinggal di
  Hindia Belanda  selama 16  tahun. Selain sebagai seorang insinyur, ia
  juga seorang  ahli dalam  masalah-masalah  kolonial.  Stella-lah yang
  selalu  memberi  informasi  tentang  Kartini  kepadanya,  sampai pada
  akhirnya ia  berkesempatan datang  ke Jepara  dan berkenalan langsung
  dengan  Kartini.  Van  Kol  mendukung  dan  memperjuangkan  kepergian
  Kartini ke  negeri  Belanda  atas  biaya  Pemerintah  Belanda. Namun,
  rupanya  ada  udang  dibalik  batu. Van Kol berharap dapat menjadikan
  Kartini sebagai "saksi hidup" kebobrokan pemerintah  kolonial Hindia-
  Belanda.  Semua   ini  untuk  memenuhi  ambisinya  dalam  memenangkan
  partainya (sosialis) di Parlemen.

  - Nellie Van Kol (Ny. Van Kol)
     Ia adalah seorang penulis  yang  mempunyai  pendirian  humanis dan
  progresif.  Dialah  orang  yang  paling  berperan dalam mendangkalkan
  aqidah  Kartini.  Pada  walnya,  ia  bermaksud  untuk  mengkristenkan
  Kartini,  dengan  kedatangannya  seolah-olah  sebagai  penolong  yang
  mengangkat  Kartini  dari  ketidakpedulian  terhadap  agama.  Memang,
  agaknya  setelah  perkenalannya  dengan  Ny. Van Kol,  Kartini  mulai
  perduli  dengan  agamanya,  Islam.   Kepeduliannya  ditandai   dengan
  diakhiri gerakan "mogok shalat" dan "mogok ngaji".

     Sekarang kami merasakan badan kami lebih  kokoh, segala sesuatu
     tampak lain  sekarang. Sudah  lama cahaya itu tumbuh dalam hati
     sanubari kami; kami belum  tahu waktu  itu, dan  Nyonya Van Kol
     yang  menyibak  tabir  yang  tergantung  di  hadapan kami. Kami
     sangat berterima kasih kepadanya.
                 [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juni 1902]

     Setelah Kartini  kembali  menaruh  perhatian  pada masalah-masalah
  agama, mulailah Nellie Van Kol melancarkan missi kristennya.

     Nyonya Van  Kol banyak  menceritakan kepada  kami tentang Yesus
     yang tuan muliakan itu, tentang rasul-rasul  Petrus dan Paulus,
     dan kami senang mendengar semua itu
                     [Surat Kartini kepada Dr. Adriani, 5 Juli 1902]

     Nyonya  van  Kol gagal untuk mengkristenkan Kartini secara formal,
  tapi ia berhasil untuk  memasukkan nilai  kristen ke  dalam keislaman
  Kartini. Dalam  banyak suratnya  Kartini menyebut  Allah dalam konsep
  trinitas.

     Malaikat yang baik beterbangan  di  sekeliling  saya  dan Bapak
     yang ada  di langit  membantu saya dalam perjuangan saya dengan
     bapakku yang ada di dunia ini.
                 [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juli 1902]

6. Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati
     Pada  masa  kecilnya,  Kartini  mempunyai  pengalaman  yang  tidak
  menyenangkan  ketika  belajar  mengaji  (membaca Al-Quran).  Ibu guru
  mengajinya memarahi beliau ketika Kartini menanyakan makna dari kata-
  kata Al-Quran yang diajarkan kepadanya untuk membacanya.  Sejak  saat
  itu timbullah penolakan pada diri Kartini.

     "Mengenai  agamaku  Islam,  Stella, aku harus menceritakan apa?
     Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama
     lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam.
     Bagaimana  aku  dapat  mencintai   agamaku,  kalau   aku  tidak
     mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak
     boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun.  Di sini  tidak ada
     orang yang  mengerti bahasa  Arab. Di sini orang diajar membaca
     Al-Quran tetapi tidak  mengerti  apa  yang  dibacanya. Kupikir,
     pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar
     makna yang  dibacanya  itu.  Sama  saja  halnya  seperti engkau
     mengajarkan aku  buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi
     kata, tetapi  tidak  satu  patah  kata  pun  yang  kau jelaskan
     kepadaku apa  artinya. Tidak  jadi orang  sholeh pun tidak apa-
     apa,  asalkan  jadi  orang  yang  baik  hati,  bukankah  begitu
     Stella?"
                      [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]

     "Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang  tidak
     tahu  apa  perlunya  dan  apa  manfaatnya.  Aku  tidak mau lagi
     membaca  Al-Quran,  belajar  menghafal  perumpamaan-perumpamaan
     dengan  bahasa  asing  yang  tidak  aku  mengerti artinya,  dan
     jangan-jangan   guru-guruku   pun   tidak   mengerti   artinya.
     Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa
     saja.  Aku berdosa,  kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga
     kami tidak boleh mengerti apa artinya.
              [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]

     Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke  rumah pamannya, seorang
  Bupati  di  Demak  (Pangeran  Ario  Hadiningrat).  Di Demak waktu itu
  sedang berlangsung pengajian bulanan  khusus untuk  anggota keluarga.
  Kartini ikut  mendengarkan pengajian  tersebut bersama para raden ayu
  yang lain, dari balik tabir. Kartini  tertarik pada  materi pengajian
  yang disampaikan  Kyai Haji  Mohammad Sholeh bin Umar,  seorang ulama
  besar dari Darat, Semarang,  yaitu  tentang  tafsir  Al-Fatihah. Kyai
  Sholeh Darat  ini - demikian ia dikenal - sering memberikan pengajian
  di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara.
     Setelah selesai acara  pengajian  Kartini  mendesak  pamannya agar
  bersedia menemani  dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog
  antara Kartini  dan  Kyai  Sholeh  Darat,  yang  ditulis  oleh Nyonya
  Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :

     "Kyai,  perkenankanlah   saya  menanyakan,  bagaimana  hukumnya
     apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
     Tertegun  Kyai  Sholeh  Darat  mendengar  pertanyaan  Kartini yang
  diajukan secara diplomatis itu.
     "Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?"
     Kyai Sholeh  Darat balik  bertanya, sambil berpikir kalau saja apa
  yang  dimaksud  oleh  pertanyaan   Kartini  pernah   terlintas  dalam
  pikirannya.
     "Kyai,  selama  hidupku  baru  kali  inilah aku sempat mengerti
     makna dan arti surat  pertama, dan  induk Al-Quran  yang isinya
     begitu  indah  menggetarkan  sanubariku. Maka bukan buatan rasa
     syukur hati  aku  kepada  Allah,  namun  aku  heran  tak habis-
     habisnya,  mengapa  selama  ini  para ulama kita melarang keras
     penerjemahan  dan   penafsiran  Al-Quran   dalam  bahasa  Jawa.
     Bukankah Al-Quran  itu justru  kitab pimpinan hidup bahagia dan
     sejahtera bagi manusia?"

     Setelah pertemuannya dengan Kartini,  Kyai Sholeh  Darat  tergugah
  untuk  menterjemahkan  Al-Quran  ke  dalam  bahasa  Jawa.  Pada  hari
  pernikahan  Kartini,   Kyai  Sholeh  Darat  menghadiahkan   kepadanya
  terjemahan  Al-Quran  (Faizhur  Rohman  Fit  Tafsiril  Quran),  jilid
  pertama yang terdiri dari 13 juz,  mulai dari surat Al-Fatihah sampai
  dengan surat Ibrahim.
     Mulailah  Kartini  mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya.
  Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia,
  sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya  ke
  dalam bahasa Jawa.  Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan
  ajaran Islam  (Al-Quran)  maka  tidak  mustahil  ia  akan  menerapkan
  semaksimal   mungkin   semua   hal   yang   dituntut  Islam  terhadap
  muslimahnya.  Terbukti Kartini sangat  berani  untuk  berbeda  dengan
  tradisi  adatnya  yang  sudah terlanjur mapan.  Kartini juga memiliki
  modal kehanifan yang tinggi  terhadap  ajaran  Islam.  Bukankah  pada
  mulanya beliau paling keras menentang poligami, tapi kemudian setelah
  mengenal Islam, beliau dapat menerimanya.
     Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa
  itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa Allahlah
  yang telah membimbing orang-orang beriman dari  gelap  kepada  cahaya
  (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-
  kata  Minazh-Zhulumaati  ilan  Nuur  yang  berarti  dari gelap kepada
  cahaya.  Karena Kartini merasakan sendiri proses  perubahan  dirinya,
  dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah.
     Dalam  banyak   suratnya  sebelum  wafat,  Kartini  banyak  sekali
  mengulang-ulang kalimat "Dari  Gelap  Kepada  Cahaya"  ini.    Karena
  Kartini selalu  menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata
  ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht".
     Karena  seringnya  kata-kata  tersebut  muncul  dalam  surat-surat
  Kartini,  maka  Mr.  Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini-
  menjadikan  kata-kata  tersebut  sebagai  judul  dari  kumpulan surat
  Kartini.  Tentu  saja  ia  tidak  menyadari  bahwa kata-kata tersebut
  sebenarnya dipetik dari Al-Quran.
     Kemudian  untuk  masa-masa  selanjutnya setelah Kartini meninggal,
  kata-kata Door Duisternis Tot Licht telah kehilangan maknanya, karena
  diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap  Terbitlah
  Terang".  Memang lebih puitis, tapi justru tidak persis.

     Setelah  Kartini  mengenal  Islam  sikapnya  terhadap  Barat mulai
  berubah :

     "Sudah lewat masanya,  tadinya  kami  mengira  bahwa masyarakat
     Eropa  itu  benar-benar  satu-satunya  yang  paling baik, tiada
     taranya. Maafkan kami,  tetapi  apakah  ibu  sendiri menganggap
     masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di
     balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat  banyak hal-
     hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?"
               [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]

     Kartini  juga  menentang  semua  praktek  kristenisasi  di  Hindia
  Belanda :

     "Bagaimana pendapatmu  tentang Zending,  jika bermaksud berbuat
     baik  kepada  rakyat  Jawa  semata-mata atas dasar cinta kasih,
     bukan  dalam  rangka  kristenisasi?  ....  Bagi   orang  Islam,
     melepaskan   keyakinan   sendiri   untuk  memeluk  agama  lain,
     merupakan  dosa  yang  sebesar-besarnya.   Pendek  kata,  boleh
     melakukan   Zending,   tetapi   jangan   mengkristenkan  orang.
     Mungkinkah itu dilakukan?"
              [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903]

     Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan  surat Al-Baqarah
  ayat  193,  berupaya  untuk  memperbaiki citra Islam selalu dijadikan
  bulan-bulanan  dan  sasaran  fitnah.  Dengan  bahasa   halus  Kartini
  menyatakan :

     "Moga-moga  kami  mendapat  rahmat,  dapat bekerja membuat umat
     agama lain memandang agama Islam patut disukai."
                    [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

  7. Cita-cita Kartini Yang Sering Disalahartikan.
     Kartini merasa bahwa hati kecilnya selalu mengatakan :

     "Pergilah. Laksanakan  cita-citamu. Kerjalah  untuk hari depan.
     Kerjalah untuk  kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di
     bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang  palsu tentang
     mana  yang   baik  dan   mana  yang   buruk.  Pergi.  Pergilah.
     Berjuanglah   dan   menderitalah,    tetapi   bekerjalah  untuk
     kepentingan yang abadi"
                    [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

     Petikan suratnya  berikut ini adalah cita-cita Kartini yang banyak
  salah dimengerti :

     "Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak
     perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak
     perempuan  itu  menjadi  saingan   laki-laki  dalam  perjuangan
     hidupnya. Tapi  karena kami  yakin akan  pengaruhnya yang besar
     sekali bagi kaum  wanita,  agar  wanita  lebih  cakap melakukan
     kewajibannya, kewajiban  yang diserahkan  alam sendiri ke dalam
     tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
       [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]

     Inilah gagasan Kartini yang sebenarnya, namun kenyataannya  sering
  diartikan secara sempit dengan satu kata: emansipasi. Sehingga setiap
  orang bebas mengartikan semaunya sendiri.

  8. Pelajaran Bagi Umat Islam
     Pada dasarnya Kartini ingin berjuang  di jalan  Islam. Tapi karena
  pemahamannya  tentang  Islam  belum  menyeluruh,  maka  Kartini tidak
  mengetahui panjangnya jalan yang  akan  ditempuh  dan  bagaimana cara
  berjalan  diatasnya.  (Mudah-mudahan  Allah merahmati Kartini, beliau
  sudah berusaha, tapi Allah terlebih dahulu memanggilnya).
     Apabila kita mempelajari lebih  jauh  konsep-konsep  yang diajukan
  Kartini,  meskipun  secara  global  adalah  konsep Islam, tapi secara
  terperinci dan operasional, rancu  dengan  konsep-konsep  Barat. Kita
  tahu  sebagian  besar  teman-teman  dekat  Kartini  adalah Yahudi dan
  Nasrani. Allah sudah memperingatkan kepada kita  : Tidak  akan pernah
  ridho  orang-orang  Yahudi  dan  Nasrani, sebelum kamu mengikuti tata
  cara mereka (Al-Quran, 2:120).
     Apa yang dialami Kartini merupakan sejarah yang senantiasa  selalu
  terulangi.  Setiap  seseorang  akan memperjuangkan Islam,  maka tiba-
  tiba  pihak-pihak  yang  tidak  menyukai  Islam  akan  bersatu  untuk
  menghancurkannya.   Bila  posisi  mereka  lemah,   maka  mereka  akan
  menempuhnya dengan cara yang halus dan tersembunyi.  Tapi jika posisi
  mereka kuat, maka mereka akan menempuh cara-cara paksa.
     Secara tidak sadar  Kartini  menceritakan  praktek  keburukan umat
  Islam (bukan  Islam yang  buruk) kepada sahabat-sahabatnya non-Islam.
  Sehingga kelak kemudian hari  menjadi bumerang  dan fitnah  bagi umat
  Islam. Sebaik-baiknya  sahabat non-Islam,   walau  bagaimanapun tidak
  akan membantu Islam (Al-Quran, 3:119-120).
     Kartini  berjuang  seorang  diri  dan tidak menghimpun para santri
  lain yang ada di  pulau Jawa.  Salah seorang  sahabat RasuluLLah, Ali
  bin Abi Thalib RA pernah berpesan kepada kita bahwa:   Kebenaran yang
  tidak   terorganisir   dapat   dikalahkan    oleh   kebathilan   yang
  terorganisir.  Dan  Allah  pun mencintai orang-orang yang berjuang di
  jalanNya dalam suatu barisan (Al-Quran, 61:4).

  Wallahu'alam bissawab.

Manusia Modern

JENIS MANUSIA

:

Pertama ialah mereka yang tidak punya lidah dan tidak punya hati.
Mereka ini ialah orang-orang yang bertaraf biasa, berotak tumpul
dan berjiwa kerdil yang tidak mengenang Allah dan tidak ada kebaikan
pada mereka. Mereka ini ibarat penyakit yang ringan, kecuali mereka
dilimpahi dengan kasih sayang Allah dan membimbing hati mereka
supaya beriman serta menggerakkan angota-anggota mereka supaya
patuh kepada Allah.

Berhati-hatilah supaya kamu jangan termasuk dalam golongan
mereka. Janganlah kamu layani mereka dan janganlah kamu bergaul
dengan mereka. Merekalah orang-orang yang dimurkai Allah dan
penghuni neraka. Kita minta perlindungan Allah dari pengaruh
mereka. Sebaliknya kamu hendaklah mencoba menjadikan diri kamu
sebagai orang yang dilengkapi dengan

Ilmu Ketuhanan,
Guru bagi hal hal yang baik,
Pembimbing bagi agama Allah,
Penyampai dan pengajak kepada manusia kepada jalan Allah.

Berjaga-jagalah jika kamu hendak mempengaruhi mereka supaya
mereka patuh kepada Allah dan beri ajakan kepada mereka terhadap
apa-apa yang memusuhi Allah. Jika kamu berjuang di jalan Allah untuk
mengajak mereka menuju Allah, maka kamu akan jadi pejuang dan
pahlawan di jalan Allah dan akan diberi ganjaran seperti yang diberi
kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul.

Kedua ialah manusia yang punya lidah tetapi tidak punya hati. Yaitu :
Mereka pandai bercakap tetapi tidak melakukan seperti yang
diucakapkannya.
Mereka mengajak manusia menuju Allah tetepi mereka sendiri lari
dari Allah.
Mereka benci kepada maksiat yang dilakukan oleh orang lain, tetapi
mereka sendiri bergelimang dalam maksiat itu.
Mereka mengaku sholeh kepada orang lain tetapi mereka melakukan
dosa-dosa yang besar.
Bila mereka sendirian, mereka bertindak bagaikan harimau yang
berpakaian.

Inilah orang yang dikatakan kepada Nabi SAW. dengan sabda;
"Yang paling aku takuti dan aku pun takut di kalangan umatku ialah
orang 'Alim yang jahat".

Kita berlindung dengan Allah daripada orang 'Alim seperti itu. Oleh
karena itu, larilah dan jauhkan diri kamu dari orang-orang seperti itu.
Jika tidak, kamu akan terpengaruh oleh kata-kata manis yang bijak itu
dan api dosanya itu akan membakar kamu dan kekotoran hatinya akan
membunuh kamu.

Ketiga ialah golongan orang yang mempunyai hati tetapi tidak punya
lidah. Yaitu :
Dia adalah orang yang beriman.
Allah telah melindungi mereka dari makhluk lain dan
menggantungkan di keliling mereka dengan tabirNya dan
memberi mereka kesadaran tentang kekurangan diri mereka.
Allah menyinari hati mereka dan menyadarkan mereka tentang
kejahatan yang timbul oleh karena mencampuri urusan orang banyak
dan kejahatan yang timbul oleh karena mencampuri orang banyak dan
kejahatan karena bercakap banyak.

Mereka ini tahu bahwa keselamatan itu terletak dalam "DIAM" dan
berkhalwat. Nabi SAW. bersabda;
"Barangsiapa yang diam akan mencapai keselamatan".

Sabda baginda lagi;
"Sesungguhnya berkhidmat kepada Allah itu terdiri dari sepuluh
bagian, sembilan darinya terletak dalam diam".

mereka dalam golongan jenis ini adalah Wali Allah dalam rahasiaNya,
dilindungi dan diberi keselamatan, bijaksana, dan diberkati dengan
keridhoan dan segala yang baik akan diberikan kepada mereka.

Oleh karena itu, kamu hendaklah berkawan dengan mereka dan
bergaul dengan orang-orang ini dan beri pertolongan kepada
mereka. Jika kamu berbuat demikian, kamu akan dikasihi Allah dan
kamu akan dipilih dan dimasukkan dalam golongan mereka yang
menjadi Wali Allah dan hamba-hambanya yang Sholeh.

Manusia yang keempat ialah mereka yang dijak ke dunia tidak nampak
(Alam Ghaib), diberi pakaian kemuliaan seperti dalam sabda Nabi
SAW;
'Barangsiapa yang belajar dan mengamalkan pelajarannya dan
mengajarkan kpd orang lain, maka akan diajak ke dunia ghaib dan
permuliakan".

Orang dalam golongan ini mempunyai ilmu-ilmu Ketuhanan dan
tanda-tanda Allah. Hati mereka menjadi gedung ilmu Allah yang amat
berharga dan orang itu akan diberi Allah rahasia-rahasia yang tidak
diberi kepada orang lain. Allah telah memilih mereka dan membawa
mereka dekat kepadaNya. Allah akan membimbing mereka dan
membawa mereka ke sisiNya. Hati mereka akan dilapangkan untuk
menerima rahasia-rahasia ini dan ilmu-ilmu yang tinggi. Allah jadikan
mereka itu pelaku dan kelakuanNya dan pengajak manusia kepada jalan
Allah dan melarang membuat dosa dan maksiat. Jadilah mereka itu
"Orang-orang Allah". Mereka mendapat bimbingan yang benar dan
yang mengesahkan kebenaran orang lain.

Oleh karena itu hati-hatilah kamu supaya jangan memusuhi dan
membantah orang-orang seperti ini dan dengarlah cakap atau
nasehat mereka.sebab keselamatan terletak dalam apa yang
dicakapkan oleh mereka dan dalam berdamping dengan mereka,
kecuali mereka yang Allah beri kuasa dan pertolongan terhadap hak
dan keampunanNya.

Demikian Syekh Abdul Qadir Al-Jailani telah membagi manusia itu
kepada empat golongan. Sekarang terpulang kepada Anda untuk
memeriksa diri sendiri jika anda mempunyai fikiran. Dan selamatkanlah
diri anda jika ingin keselamatan. Mudah-mudahan Allah membimbing
kita menuju kepada apa yang dikasihiNya dan diridhoiNya, dalam
dunia ini dan di akhirat kelak.

Rabu, 12 Juni 2019

Tabiat ahli kitab

Tabiat Ahlul Kitab

Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan
Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat
(keterangan),
mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti
kiblat mereka, dan sebagian dari mereka pun tidak mengikuti kiblat
sebagian
yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka
setelah
datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan
orang-orang yang dholim (QS 2:145).

Ayat ini menjelaskan tentang pengingkaran ahli kitab untuk mengikuti
kiblatnya kaum Muslimin. Kalau kita perhattikan pada ayat lain,
sebenarnya
Ahli Kitab inijelas-jelas mengenal Rasulillah Saw. Dalam QòòS Ash-Shaf
Allah
Swt. berfirman:

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: "Hai bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang
turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan
(datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)".
Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti
yang
nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata" (QS 61:6)

Ayat 6 dari QS Ash-Shaaf di atas menggambarkan bahwa sebelum Rasulullah
Muhammad Saw. diutus menjadi seorang Rasul pun, sebenarnya Ahli Kitab
ini
mengetahui tentang akan diutusnya Muhammad sebagai Rasul. Namun
demikian,
ketika Rasulullah Muhammad Saw. di utus kepada seluruh manusia, mereka
mengingkarinya. Mereka tidak mau mengikutinya. Mengapa mereka tidak mau
mengikuti Rasulullah, padahal mereka tahu tentang kebenaran kerasulan
Muhammad Saw.?

Ahli Kitab mengetahui tentang kebenaran kerasulan Muhammad Saw., bahwa
beliau benar-benar utusan Allah. Tetapi mereka tidak mengakui
kiblatnya,
tidak mengakui kebenarannya, tidak mengikuti jalan hidupnya, seperti
yang
tercantum pada awal ayat ini Wala-in ataitalladziina uutul kitaaba
bikulli
aayatin maa tabiuu qiblatak (Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan
kepada
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan
Injil),
semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu).

Kenapa mereka melakukan hal ini? Jawabnya adalah karena mereka tidak
beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya. Tindakan yang dilakukan ahli kitab (Yahudi
dan
Nasrani) ini bukan karena mereka tidak tahu, bukan karena mereka tidak
punyai ilmu. Mereka tahu bahwa Rasulullah Saw. itu utusan Allah, jelas
dalam
kitab mereka diterangkan hal tersebut. Kenapa sampai tidak beriman,
kenapa
mereka berbuat kerusakan, kenapa tidak menerima hidayah ? Jawabannya
adalah
bahwa yang tidak dipunyai oleh Yahudi dan Nasrani (ahli kitab) adalah
bahwa
mereka tidak bisa lepas dari hawa nafsunya (adamu tajrid anil hawa),
tidak
bisa lepas dari kepentingan pribadinya. Totalitas hidupnya bukan di
jalan
Allah Swt. Jadi ketika seseorang totalitas hidupnya tidak diserahkan
kepada
Allah, walaupun dia tahu tentang suatu kebenaran, dia tidak mau
mengikutinya. Pemahaman yang baik tentang hal ini sangat penting bagi
kita
agar ketika kita menghadapi seseorang atau suatu masyarakat yang
seperti
orang-orang ahli kitab ini, kita tidak tertipu olehnya.

Mengukur seseorang dari pengetahuannya semata tidak cukup (al-ilmu
wahdahu
laa yakfi) ilmu saja tidak cukup. Buktinya adalah Yahudi dan Nasrani
lebih
tahu dan lebih mengenal tentang Muhammad daripada yang lainnya, tetapi
mereka tidak beriman kepada Rasulullah Saw. Kenapa? Karena totalitas
hidupnya bukan untuk Allah, sehingga ketika Allah menentukan Muhammad
sebagai Rasulnya, mereka tidak bisa menerimanya. Mereka tidak bisa
melepaskan dirinya dari hawa nafsunya, daripada kepentingannya. Ini
merupakan pelajaran bagi kita untuk senantiasa mengingatkan diri kita
dan
masyarakat kita agar tidak menjadikan tingginya ilmu yang dimiliki oleh
seseorang sebagai standar ketinggian.

Kalau seseorang atau sekelompok orang tahu banyak tentang suatu
kebenaran
tetapi mereka tidak mau mengikuti kebenaran tersebut, bahkan melakukan
penyimpangan-penyimpangan, sangat mungkin ilmu sudah mereka miliki.
Tetapi
mereka tidak bisa melepaskan dari pengaruh hawa nafsunya sehingga
totalitas
hidupnya tidak diserahkan kepada Allah Swt. Yang ada adalah
kepentingannya,
dan demi memenuhi kepentingannya tersebut mereka mau melakukan apa
saja.
Kalau sudah demikian, tidak ada artinya kebenaran yang diketahuinya,
karena
penyimpangan-penyimpangan tetap saja dilakukan.
Inilah hikmah ketika kita berbicara tentang Ahli Kitab. Fenomena ahli
kitab
ini adalah fenomena tentang lapisan masyarakat yang terpelajar, apa itu
guru, apa itu mahasiswa, apa itu tokoh masyarakat, yang melakukan
pelanggaran dan penyimpangan. Sekali lagi penyebabnya bukan karena
mereka
tidak mengetahui, tetapi karena lebih mementingkan untuk mempertahankan
kedudukannya dan kepentingannya itu.

Mungkin juga ini berkaitan dengan diri kita. Banyak umat Islam yang
sudah
tahu ini halal, ini haram, ini wajib, ini harus, tetapi kenapa kita
sampai
masih berbuat maksiyat. Kenapa masih banyak pelanggaran yang dilakukan
umat
Islam? Pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian umat Islam tersebut
menunjukkan bahwa pada dirinya ada ketidakberesan. Kita belum bisa
melepaskan seluruh pengaruh hawa nafsu kita. Bukankah orang yang minum
munuman keras, mereka tahu kalau minum minuman keras itu haram? Mereka
tahu.
Tetapi kenapa mereka masih mau minum dan mabuk-mabukan? Tidak lain
karena
hawa nafsunya telah mendominasi dirinya.

Orang yang korupsi atau kolusi, bukankah mereka itu terpelajar?
Bukankah
ketika mereka masih jadi pelajar atau mahasiswa ikut demonstrasi anti
korupsi atau kolusi? Tetapi ketika dia yang berkesempatan untuk
melakukan
korupsi dan kolusi, kenapa dia korupsi juga? Bukan berarti dia tidak
tahu
yang halal dan yang haram, akan tetapi hawa nafsu dan kepentingannya
yang
mendominasi dirinya.

Dalam realita sekarang kenapa dakwah kepada orang-orang yang sudah
pernah
belajar Islam kadang-kadang lebih sulit daripada yang sama sekali belum
pernah belajar Islam. Kenapa? Kisah tentang Ahli Kitab ini dapat kita
jadikan rujukan untuk menjawab dan menganalisa realita tersebut. Orang
yang
pernah belajar Islam, baik di Pesantren atau di Perguruan Tinggi,
mereka
merasa seolah-olah ilmu yang didapatkannya telah cukup baginya untuk
selamat
dari adzab Allah. Orang-orang seperti ini kadang-kadang merasa lebih
pintar
daripada yang mendakwahi. Orang-orang yang mempunyai pandangan semacam
ini
sulit untuk menerima kebenaran yang dikemukakan orang lain. Ketika
menghadapi orang yang demikian, kita disuruh berjidal atau berdebat
seperti
kata Allah dalam surat An-Nahl ayat 125:

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu
Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan
Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS
An-Nahl 125).

Ahli tafsir mengatakan bahwa berdakwah dengan berjidal ini, seperti
kata
Allah billati hiya ahsan itu ditujukan kepada ahli kitab, dan
orang-orang
yang berilmu tetapi mereka tidak mau mengikuti dakwah ini. Kenapa tidak
dengan nasehat? Karena nasehat sangat tepat jika ditujukan bagi orang
yang
tidak tahu. Nasehat memang untuk semua manusia, tetapi nasehat akan
mudah
diterima bagi orang yang memang tidak tahu. Bagi orang yang sudah tahu
tentang sesuatu tetapi dia tidak mau mengamalkan kebenaran yang
diketahuinya, caranya harus dengan wajadilhum billati hiya ahsan
(berjidal
dengan cara yang ahsan).

Ketika Ahli Kitab tidak mau mengikuti Rasulullah Saw., apa sikap
beliau? Apa
beliau harus mengalah? Tidak. Allah mengatakan wamaa anta bitaabiin
qiblatahum (dan tidaklah kamu mengikuti kiblat mereka). Dalam ilmu
lughoh
jumlah yang berbunyi wamaa anta bitaabiin qiblatahum ini disebut
jumlatul
ismiyat yang artinya tetap eksis dan kontinyu. Ini mengandung arti
bahwa
jangan sekali-kali kita mengikuti kiblatnya Ahli Kitab. Moral kehidupan
kita
jangan sampai meniru Ahli Kitab. Pesan Allah ini yang belum kita
laksanakan.
Sistem ekonomi kita meniru mereka, sistem politiknya dan sistem
pendidikannya kita meniru mereka. Sisi yang lainnya dalam hidup kita
yang
lainnya juga banyak meniru mereka.

Dalam bidang pendidikan misalnya, jika kita bicara Islam dari jaman
Rasul
sampai jaman generasi yang menjadikan Islam sebagai petunjuk hidupnya,
tidak
ada sekolah yang ikhtilat, yang mencampurkan antara laki-laki dan
perempuan.
Terhadap realita yang berbeda dengan sistem dalam Islam itu, mungkin
kita
beralasan bahwa keadaan sekarang bisa disebut darurat. Kita berpikiran
jika
antara laki-laki dan perempuan dipisah nanti gurunya banyak,
menggajinya
bagaimana? Dalam hal ini kita menggunakan alasan darurat untuk sikap
kita
yang demikian. Tetapi ketika disebut darurat, sesuatu yang darurat itu
ada
batasnya, dan tidak berlangsung terus menerus. Tidak bisa sampai mati
kita
masih menggunakan alasan darurat. Dalam aturan Islam, ketika kita
diperbolehkan makan bangkai karena kita lapar, setelah kita makan dan
sudah
cukup menghilangkan lapar, kita tidak diperbolehkan meneruskan makan
dengan
alasan darurat.

Umat Islam yang tidak memahami ayat semacam ini sangat mudah terjebak
mengikuti cara hidup Ahli Kitab. Dalam pendidikannya, ekonominya,
sosialnya,
dan sebagainya. Padahal jelas-jelas Allah mengatakan wamaa anta
bitaabiin
qiblatahum (janganlah kalian mengikuti kiblat mereka). Allah menegaskan
ini
tidak kebetulan. Bukan berarti kalau nanti suatu saat kita mengatakan
bahwa
kondisinya lain, kita boleh mengikuti mereka. Tidak ada begitu.

Sebaliknya Allah mengatakan wamaa badhuhum bitaabiin qiblata badh
(sebagian mereka tidak mau mengikuti sebagian yang lain). Ini penegasan
Allah berikutnya. Jangankan kita, sebagian mereka saja tidak mau
mengikuti
sebagian yang lain. Yahudi dan Nasrani pada dasarnya selalu ribut,
hanya
kita tidak mengetahui. Sebenarnya kepentingan-kepentingan Yahudi dan
Nasrani
sering bertabrakan. Dalam melakukan lobi-lobi di Amerika misalnya,
mereka
selalu cakar-cakaran. Demikian pula dalam banyak hal lainnya. Hanya
ketika
menghadapi Islam mereka bersatu. Walaupun ketika mereka sedang
memperebutkan
kepentingan mereka masing-masing, ketika itulah mereka tidak akan
mengikuti
yang lain.

Selanjutnya Allah Swt. mengatakan wala inittabata ahwaa-ahum min badi
maa
jaa-aka minal ilmi innaka idzal laminazhzhoolimiin (Dan sesungguhnya
jika
kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu yaitu
Al-Quran, Al-Islam, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan
orang-orang yang zholim). Lanjutan ayat ke 145 dari QS Al-Baqarah ini
mengatakan jika Rasulullah Saw. saja, kalau beliau mengikuti selera
Ahli
Kitab, hawa nafsu Ahli Kitab, sekalipun beliau seorang Rasul, sekali
saja
Muhammad mengikuti ahli kitab, beliau termasuk orang yang zalim.
Apalagi
kita yang tidak ada hubungan darah dengan Rasulullah Saw. Ini artinya
bahwa
dalam Islam tidak ada basa-basi. Siapapun yang menentang ajaran Allah,
dia
adalah zalim.

Ini pernyataan yang tegas dari Allah yang harus kita taati. Kita jangan
suka
berstrategi untuk menyiasati aturan Allah ini. Kita tidak usah takut
manusia
akan lari jika kita mentaati aturan Allah ini. Makanya , kita jangan
sampai
mengatakan Pak, mereka tidak mau ikut kalau kita begitu.... Pak, kalau
kita
tidak begini nanti tidak diterima masyarakat, dan perkataan-perkataan
yang
sejenis dengan itu. Kita harus ingat pesan Allah. Dakwah ini dilakukan
dengan mengikuti jalan Allah, bukan untuk mengikuti selera masyarakat.
Memang boleh kita mempertimbangkan sesuatu untuk kemashlahatan,
sepanjang
hal itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh
Allah
Swt. Tetapi jika yang terjadi adalah bahwa pertimbangan kita tersebut
bertentangan dengan prinsip yang digariskan Allah, maka ini sangat
dilarang.
Kita sekarang ini terlalu banyak membuat kebijakan-kebijakan tanpa
memperhatikan dasar-dasar aqidah yang digariskan Allah. Ini harus kita
rubah. Jadi kita berdakwah itu untuk menuju jalan Allah Swt.

Jadi standar dalam dakwah kita adalah Islam, bukan selera masyarakat.
Mungkin kita bertanya, bahwa jika kita selalu berpegang pada prinsip
yang
digariskan Allah malah sulit diterima masyarakat. Siapa bilang?
Rasulullah
Saw. juga ketika berdakwah, awalnya memang tidak diterima masyarakat.
Tetapi
beliau tetap berpegang pada prinsip yang digariskan Allah. Dan hasil
yang
dicapai Rasulullah, dengan izin Allah sedemikian menakjubkan. Ini
menegaskan
agar nilai yang kita anut harus tetap. Nilai yang kita pegang itu
adalah
ajaran Allah Swt., bukan selera masyarakat. Jika selera yang dianut
oleh
masyarakat tidak sesuai dengan ajaran Allah, akan menjerumuskan kita
kepada
kedholiman.

Ketika Allah menurunkan jumlatan ismiyat ini tidak kebetulan, tetapi
Allah
memilih dengan hikmah, supaya ummat Islam itu jangan sedikitpun
mengikuti
jalan yang dibentangkan oleh Yahudi. Ketika Umar bin Khathab Ra.
menjadi
kholifah, beliau berusaha untuk merapikan masalah kenegaraan seperti
administrasi negara (bukan berarti sebelumnya tidak rapi, tetapi
sebelumnya
belum sempurna sehingga perlu disempurnakan). Ketika Umar Ra. akan
mengadakan pembenahan, beliau membutuhkan orang-orang yang ahli dalam
tata
negara. Suatu saat gubernurnya menawarkan seorang kristen yang ahli
tata
negara untuk bekerja di idaroh (di kantor kenegaraan), karena orang ini
ahli
dalam administrasi.

Apa kata Umar bin Khathab? Apa beliau mengatakan, Wah Anda baik, Anda
betul-betul bisa mencari orang yang kita butuhkan, karena pada
tahun-tahun
ini kita butuh ahli semacam ini. Tetapi apa kata Umar? Beliau berkata,
Apakah kalau orang kristen itu mati, kita tidak lagi dapat bekerja?
Saya
tidak mau menerima semua ini. Begitu kata Umar. Padahal orang kristen
itu
benar-benar ahli dan negara sedang membutuhkan. Itupun Umar bin Khothob
menolaknya. Betapa Umar betul-betul mmemahami dan mengamalkan isi ayat
ini.

Secara umum kita katakan, bahwa tidak mungkin mereka, orang-orang
kristen
itu bekerja tanpa pamrih. Pasti dia mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
Mana
ada orang kristen yang bekerja dia tidak mencari posisi untuk
mendakwahkan
agamanya? Karena thabiah marakah (karakter peperangan) antara haq dan
bathil itu tidak pernah selesai. Ketika al-haq sedang eksis, al-bathil
datang. Dia tidak akan merasa aman, merasa terganggu. Mereka pasti
yataharrak (bergerak), maka orang jahiliyah selalu bergerak. Oleh
karena itu
jika ada orang beriman yang tidak berdawah, berarti dia tidak
mengetahui
thobiatul haq (hakekat kebenaran). Cacing saja ketika kita pegang dia
bergerak, padahal mau kita selamatkan, kita pindah pada air yang
bersih.
Justru ketika kita masukkan cacing tersebut ke dalam air kolam yang
bersih
dia tidak betah, karena sudah biasa di tempat yang kotor. Kehidupan
cacing
ini contah bagi kita. Kita mengajak mereka (orang-orang yang kotor itu)
supaya dia bersih dari dosa, supaya dia baik. Tetapi ketika kita tarik
kepada sesuatu yang bersih, dia bergerak, dia menggeliat dan melawan.
Dia
akan tetap mempertahankan eksistensi kebathilannya. Inilah pelajaran
berharga dari Allah yang harus kita perhatikan. Wallahu alam
bishshawab.

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab
(Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal
anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka
menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui" (QS Al-Baqarah:146).

Dalam ayat ini kita masih diingatkan oleh Al-Qur'an untuk mengetahui
lebih jauh lagi tentang sifat-sifat ahli kitab, baik Yahudi maupun
Nasrani. Pada ayat ini sekali lagi Allah menggambarkan bahwa mereka
tidak beriman kepada Rasulullah Muhammad Saw., padahal mereka itu
benar-benar mengenal Rasulullah Saw. Kenalnya ahli kitab kepada
Rasulullah Saw. sedemikian jelas, sehingga Allah Swt. gambarkan
sebagaimana kenalnya mereka kepada anak mereka sendiri.

Pada awal ayat, Allah mengatakan, "Alladziina aatainahumul kitaaba
ya'rifuunahu" (Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri
Al-Kitab Taurat dan Injil mengenalnya). Walaupun nama Muhammad tidak
disebutkan di sini, namun dari sifatnya dapat kita pahami bahwa yang
dimaksud dengan "ya'rifuunahu" disini adalah Rasulullah Saw.

Dari segi "balaghatil Qur'an" (bahasa Al-Qur'an), ada hal khusus yang
ditampakkan oleh Allah Swt. Allah Swt. memilih lafadz "ya'rifuunahu"
dan bukan "ya'lamuunahu", padahal artinya sama-sama mengenal.

Apa maksud Allah dengan penggunaan kalimat tersebut? Ternyata ada
perbedaan pengertian antara "al-`ilmu" dan "al-ma'rifah" dalam
pemakaiannya. "Al-ilmu digunakan untuk mengetahui sesuatu yang tidak
kelihatan (ma'nawi), sementara lafadz "al-ma'rifah" itu digunakan
untuk mengenali sesuatu yang kelihatan fisiknya (hisiy), yang berarti
pengenalan itu sangat jelas. Penggunaan kalimat seperti ini juga
digunakan Allah Swt. dalam QS Al-Muthaffifin ketika Allah
menggambarkan bagaimana keadaan penduduk surga, Allah mengatakan,

"Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang
penuh kenikmatan" (QS Al-Muthaffifin: 24).

Gambaran kesenangan hidup penduduk surga itu dapat dilihat dari wajah
mereka. Ini artinya dapat dikenali dari sesuatu yang bersifat fisik,
karena memang wajah mereka memang kelihatan. Jadi lafadz "al-ma'rifat"
itu digunakan untuk mengenali sesuatu yang benar-benar jelas. Oleh
karena itu ketika Allah Swt. menggunakan kalimat "ya'rifuunahu" ini
karena orang-orang ahli kitab tersebut benar-benar mengenal Rasulullah
Saw., sebagaimana melihat segala sesuatu yang nampak jelas secara
fisik. Pengenalan ahli kitab ini karena kenabian Rasulullah Saw. sudah
diterangkan dalam kitab suci mereka yaitu dalam Taurat dan Injil.

Subhanallah, Allah selalu menggunakan kalimat yang sesuai dengan
tujuannya. Penggunaan lafadz ini menunjukkan bahwa pengertian atau
pemahaman itu sangat jelas, dan tidak ada subhat sedikitpun. Kita
paham bahwa tidak ada orang yang samar pada anaknya, kecuali kalau
sudah pikun.

Pengenalan Ahli kitab kepada Rasulullah Saw. digambarkan Allah Swt.
dengan menggunakan ungkapan kamaa "ya'rifuuna abnaa-ahum" (sebagaimana
mereka mengenal anak laki-laki mereka). Di sini Allah menggunakan
lafadz "abnaa ahum" (anak laki-laki), bukan "banaatihim' (anak
perempuan). Kalau kita perhatikan di masyarakat, biasanya mereka lebih
mengenal dan lebih dekat dengan anak laki-lakinya jika dibandingkan
dengan anak perempuannya. Kebutuhan orangtua kepada anak laki-laki
biasanya lebih tinggi daripada anak perempuan.

Ahli kitab ini begitu mengenal Rasulullah Saw. Hal ini bisa dilihat
dari, pertama, karena Allah menggunakan lafadz al-ma'rifah yang
berarti mengenal sesuatu yang kelihatan fisiknya (sangat jelas).

Kedua, diumpamakan seperti orang yang mengenal anaknya sendiri dengan
penggunaan lafadz "ya'rifuuna abnaa-ahum" yang menunjukkan tidak
adanya keraguan sama sekali.

Ketiga, penggunaan lafadz "abnaa ahum bukan banaatihim".

Akan tetapi walaupun sudah sedemikian jelasnya pengetahuan dan
pengenalan ahli kitab kepada Rasulullah Saw., tetapi mereka tetap
mengingkari kenabian Rasulullah. Mengapa Ahli Kitab ini kafir atas
kenabian Muhammad Saw? Jawabannya adalah karena totalitas hidup mereka
yang dikendalikan oleh hawa nafsunya, bukan kepada Allah Swt. Hal ini
telah Allah tegaskan pada ayat sebelumnya yaitu ayat 145 yang telah
dibahas.

Ayat ini Allah tutup dengan mengatakan, "Wa inna fariiqan minhum
layaktumuunal haqqa wahum ya'lamuun (dan sesungguhnya sebagian di
antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui).

Sifat-sifat ahli kitab yang lain adalah tidak mau mengakui suatu
kebenaran. Namun ada hal yang harus kita perhatikan di sini. Dalam
lanjutan ayat ini, Allah menggunakan lafadz fariiqan minhum (sebagian
dari mereka), bukan kulluhum (seluruhnya). Mengapa Allah menggunakan
lafadz fariiqan minhum, karena realitas sejarah membuktikan bahwa di
antara ahli kitab pada waktu itu ada yang beriman kepada Rasulullah
Saw. Beberapa orang Yahudi dan Nasrani yang benar-benar mengikuti
kebenaran, ketika mereka mengetahui bahwa Muhammad Saw. adalah
Rasulullah, mereka menyatakan keimanannya kepada beliau. Dari Yahudi
umpamanya ada Abdullah bin Salam yang adalah seorang ulama Yahudi.
Dari Nasrani umpamanya ada Sidq Ahrufi.

Penggunaan lafadz fariiqon minhum (sebagian dari mereka), menunjukkan
keobyektifan Al-Qur'an. Sekalipun dulunya mereka adalah ahli kitab
yang selalu memusuhi umat Islam, tetapi ketika mereka beriman kepada
Allah dan RasulNya, mereka adalah saudara kita. Islam tidak mengenal
adanya balas dendam. Makanya Allah menggunakan lafadz fariiqon minhum.
Disini kita ditunjukkan kedalaman makna Al-Qur'an sampai dalam
pemilihan lafadznya.

Jadi, sebagian dari ahli kitab itu menyimpan kebenaran tentang
kenabian Rasulullah Saw. dengan menolak beriman walaupun mereka
mengetahuinya. Kekafiran Ahli Kitab ini menegaskan bahwa ilmu saja
tidak cukup. Ahli kitab itu lebih tahu tentang kebenaran kenabian
Muhammad Saw. daripada Quraisy maupun suku yang lainnya, tetapi tetap
saja mereka tidak beriman. Ilmu yang dimiliki Ahli Kitab tersebut
tidak bermanfaat walaupun sekedar untuk dirinya sendiri.

Oleh karena itu kita diajarkan untuk berdo'a kepada Allah dengan
memohon agar diberikan ilmu yang bermanfaat, karena ada ilmu yang
tidak bermanfaat seperti ilmunya ahli kitab ini tidak memberikan
manfaat apaun, bahkan malah menjadikannya kafir. Wallahu a'lam
bishshawab. (Syamsu Hilal)

Ruqyah Modern

Ruqyah

Assalamu alaikum Wr. Wb.
Ruqyah dalam Islam diperbolehkan, berdasarkan dalil-dalil syar?i di antaranya:
Nabi saw. Bersabda: Artinya: " Tidak apa-apa ruqyah itu selama tidak mengandung syirik" (HR Muslim).
Artinya:" Barangsiapa menggantungkan sesuatu, maka dirinya akan diserahkan kepadanya" (HR Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud dan Al-Hakim).
Agar pelaksanaan ruqyah tersebut sesuai dengan sar?i perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
A. Bacaan rukyah berupa ayat-ayat Alquran dan Hadits dari Rasulullah saw. B. Doa yang dibacakan jelas dan diketahui maknanya.
C. Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT. D. Tidak istianah dengan jin ( atau yang lainnya selain Allah).
E. Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik. F. Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syariah.
G. Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlak yang terpuji dan istiqomah dalam ibadah.
 
RUQIYAH?, dalam prakteknya adalah upaya untuk mengusir jin dan segala macam gangguannya dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem. Bagi jin yang mengganggu dan jahat, bacaan Al-Quran ?terutama pada ayat tertentu- yang dibaca dengan baik dan benar oleh orang yang shalil dan bersih imannya, akan sangat ditakuti. Mereka akan merasakan panas yang membakar dan pergi.
Diantaranya yang paling sering digunakan adalah ayat kursi, beberapa penggalan ayat dalaÉ nsurat Al-Baqarah (tiga ayat terakhir), Surat Ali Imron, Surat Yasin, Surat Al-Jin, surat Al-Falaq dan Surat An-Naas. Selain itu masih banyak ayat dan doa-doa lainnya yang diriwayatkan kepada kita untuk dibacakan kepada orang yang kesurupan.
Tetapi bila orang itu menggunakan cara-cara yang menyimpang, apalagi dengan melanggar syariat dan aqidah, tidak boleh dilakukan. Karena tujuan jin ketika mengganggu manusia tidak lain adalah untuk menyeret manusia kepada pelanggaran dan syirik kepada Allah.
Misalnya, bila orang itu bilang bahwa jin itu minta sesajen, minta kembang, atau dikorbankan hewan sembelihan sebagai tumbal, itulah syirik yang sejati. Atau apapun yang secara syariah bertentang dengan hukum-hukum Allah.
Pada dasarnya bila dibacakan Ruqiyah, jin itu sangat takut dan tidak berani menawar-nawar dengan minta ini itu. Karena pembacaan ayat-aayt Al-quran itu membuatnya kesakitan yang sangat, sehingga dalam proses Ruqyah, tidak ada permintaan dari jin kecuali harus pergi dan berhenti dari menganggu manusia.
Ruqyah sendiri adalah salah satu cara dari banyak jalan untuk mengusir gangguan setan dan sihir. Abdul Khalik Al-Atthar dalam bukunya ?menolak dan membentengi diri dari sihir? menyebutkan bahwa untuk bisa terbebas dari pengaruh jahat itu, bisa dilakukan beberapa cara, antara lain:
1. Metode Istinthaq
Methode istinthaq adalah mengajak bicara setan yang ada di dalam tubuh orang yang terkena sihir. Dan menanyakan kepadanya tentang namanya, nama tukang sihir yang memanfaatkan jasanya, nama orang yang membebani tukang sihir untuk melakukan sihir, menanyakan tempat penyimpanan sihir serta barang-barang yang digunakan untuk menyihir. Meskipun demikian, kita dituntut untuk tetap waspada dan tidak mempercayai sepenuhnya akan apa yang diucapkan oleh setan yang ada di dalam tubuh pasien, sebab bisa jadi setan berbohong dengan tujuan untuk menimbulkan fitnah dan memecah belah hubungan baik diantara sesama manusia.
2. Metode Istilham
Melalui Istilham adalah memohon ilham dan petunjuk yang benar dari Allah swt) agar Ia berkenan memberikan isyarat lewat mimpi, sehingga sihir yang menimpa seseorang bisa terdeteksi dan kemudian dilenyapkan.
3. Metode Tahshin
Methode Tahsin adalah pembentengan, yaitu dengan membentengi dan melindungi korban sihir dengan menggunakan bacaan Al-Qur?an, zikir dan ibadah-ibadah tertentu.
Syaikh bin Baaz mengatakan bahwa cara yang paling efektif dalam mengobati pengaruh sihir adalah dengan mengerahkan kemampuan untuk mengetahui tempat sihir, misalnya di tanah, gunung dan lain-lain. Dan bisa diketahui lalu diambil, maka lenyaplah sihir itu.
Pengobatan sihir yang diharamkan adalah menyingkirkan sihir dengan sihir juga, ini sesuai dengan perkataan Rasul yang melarang keras seorang muslim pergi ke rumah dukun dan tukang sihir untuk meminta bantuan kepadanya.
Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa mengeluarkan sihir dan memusnahkannya adalah pengobatan yang paling efektif, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Rasulullah saw bahwasanya beliau memohon kepada Allah untuk dapat melakukan hal itu. Allah memberi petunjuk kepada beliau, sehingga beliau pernah mengeluarkan sihir dari sebuah sumur.
4. Hijamah
Cara yang lainnya adalah dengan hijamah (berbekam) pada anggota tubuh yang terasa sakit akibat pengaruh sihir, karena sihir bisa berpengaruh pada tubuh, dan melemahkannya.
5. Obat-obatan
Pengobatan sihir dapat juga dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang mubah (dibolehkan) seperti dengan memberi kurma ?Ajwah kepada si penderita.
Diriwayatkan dari Amir bin Sa?ad dari bapaknya bahwasanya Rasulullah saw bersabda,?Barangsiapa setiap pagi hari memakan kurma ?Ajwah maka tidak akan membahayakan dirinya baik racun maupun sihir pada hari itu hingga malam hari.? (HR. Bukhari)
Tentang keistimewaan kurma ini Imam Al-Khattabi berkata: Kurma ?Ajwah memiliki hasiat dan manfaat yaitu bisa menjadi penangkal racun dan sihir karena berkat do?a Rasulullah saw terhadap kurma Madinah, dan bukan karena keistimewaan kurma itu sendiri.
6. Ruqyah
Cara yang lainnya yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan sihir adalah dengan membacakan ruqyah syar?iyyah (pengobatan melaui bacaan Al-Qur?an, zikir dan do?a).
Imam Ibnu Qayyim mengatakan: Diantara obat yang paling mujarab untuk melawan sihir akibat pengaruh jahat setan adalah dengan pengobatan syar?i yaitu dengan zikir, do?a dan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur?an. Jiwa seseorang apabila dipenuhi dengan zikir, wirid dan mensucikan nama Allah niscaya akan terhalangi dari pengaruh sihir. Orang yang terkena sihir bisa sembuh dengan membaca ruqyah sendiri atau dari orang lain dengan ditiupkan pada dada atau tubuh yang sakit sambil membaca zikir dan do?a.
Berikut ini adalah bacaan-bacaan yang diyakini mampu menolak dan menghilangkan bahaya sihir, diantaranya: A. Surat Al-Fatihah. B. Surat Al-Baqarah, khususnya ayat-ayat 1-5, 254-257 dan 284-286. C. Surat Al-Imran khususnya ayat 1-9 dan 18-19
D. Surat An-Nisa khususnya ayat 115-121
E. Surat Al-A?raf khususnya ayat 54-55.
F. Surat Al-Mu?minun khususnya ayat 115-118.
G. Surat Yasin khususnya ayat 1-12.
H. Surat As-Shaffat khususnya ayat 1-10.
I. Surat Ghafir khususnya ayat 1-3, dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya.
Sedangkan do?a-do?a yang dianjurkan diantaranya:
Çááåã ÑÈ ÇáäÇÓ ÇÐåÈ ÇáÈÃÓ ÇÔÝ ÃäÊ ÇáÔÇÝì áÇ ÔÇÝí ÅáÇ ÃäÊ ÔÝÇÁ áÇ íÛÇÏÑ ÓÞãÇ.
?Ya Allah, Rabb bagi semua manusia, hilangkanlah rasa sakit, berilah kesembuhan, Engkau zat yang menyembuhkan tiada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tiada menimbulkan sakit sedikitpun.?
ÈÓã Çááå ÃÑÞíß ãä ßá ÔíÁ íÄÐíß æãä ÔÑ ßá äÝÓ Ãæ Úíä ÍÇÓÏ Çááå íÔÝíß ÈÓã Çááå ÃÑÞíß.
?Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari kejahatan setiap jiwa atau pandangan orang yang dengki, Allah yang memberi kesembuhan padamu, dengan nama Allah saya meruqyahmu.?
ÃÚíÐß ÈßáãÇÊ Çááå ÇáÊÇãÉ ãä ÔÑ ãÇ ÎáÞ.
?Saya mohon untuk kamu perlindungan kepada Allah dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang diciptakan?
Bin Baz mengatakan: Hendaklah seorang muslim meminta kesembuhan hanya kepada Allah dari segala kejahatan dan bencana, dengan membaca do?a-do?a berikut ini:
ÈÓã Çááå ÇáÐí áÇ íÖÑ ãÚ ÇÓãå ÔíÁ Ýí ÇáÃÑÖ æáÇ Ýí ÇáÓãÇÁ æåæ ÇáÓãíÚ ÇáÚáíã.
?Dengan menyebut nama Allah yang dengan keagungan nama-Nya itu menjadikan sesuatu tidak berbahaya baik yang ada di langit atau di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui? (Dibaca 3x pada pagi dan sore hari)
Dan dianjurkan pula untuk membaca Ayat Kursy ketika hendak tidur dan sehabis salat fardhu, disamping membaca surat Al-Falaq, Al-Nas dan Al-Ikhlash setiap selesai melakukan salat subuh dan salat maghrib serta menjelang tidur.
Seluruh cara di atas hanyalah sekedar do?a dan usaha, sumber kesembuhan hanyalah dari Allah semata, Dialah yang Maha mampu atas segala sesuatu dan di tangan-Nya segala obat dan penyakit, dan segala sesuatu bisa terjadi berdasarkan ketentuan dan takdir Allah swt.
Nabi saw. Bersabda:
Dan berdasarkan penjelasan ulama, maka pengobatan Ruqyah Syariyah diperbolehkan dengan kriteria sbb: A. Bacaan rukyah berupa ayat-ayat Alquran dan Hadits dari Rasulullah saw.
B. Doa yang dibacakan jelas dan diketahui maknanya.
C. Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT.
D. Tidak istianah dengan jin ( atau yang lainnya selain Allah).
E. Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik.
F. Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syariah.
G.Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlak yang terpuji dan istiqomah dalam ibadah.
Pada dasarnya membantu pengobatan dengan ruqyah adalah amal tathowui (sukarela) yang dibolehkan menerima hadiah dan bukan kasbul maisyah (mata pencaharian rutin).
Wallahu alam
Wassalamu alaikum Wr. Wb.